Monday 25 June 2012

Jangan Menyusahkan Ibu

Sekali lagi postingan tentang ibu. Ada yang kurang rasanya kalo gue gak nulis tentang yang satu ini. Ini gara-gara gue pernah nonton seorang ibu yang minta maaf atas perbuatan anaknya. Perasaan gye berasa diaduk-aduk waktu ngeliat si ibu minta maaf sampe nangis nangis dan pingsan.  Susah dijelaskan gimana rasanya ketika ada seorang ibu yang meminta maaf atas kesalahan dan kelakuan anaknya.
Tapi begitulah seorang ibu. Apa yang dirasakan anak, ibu akan merasakannya dua kali lipat. Saat anak melakukan kesalahan, ibulah yang paling merasa bersalah. Ibulah orang yang akan maju ke depan, memintakan maaf demi anaknya.  Saat anak sakit, ibulah yang merasa lebih sakit. Saat anak sedih, ibulah yang akan menangis sepanjang malam. Saat anak dalam kesulitan, ibulah  yang menderita dan tak akan putus berdoa.

Ketika si  anak sedang bahagia, sukses, dikelilingi banyak teman, ibu adalah orang pertama yang merasakan bahagia. Tapi dia tidak akan maju ke depan saat itu. Dia cukup bahagia hanya dengan melihat anaknya bahagia, dia cukup mendukung, dan mendoakan, walaupun biasanya si anak lebih senang berbagi kebahagiaan dengan teman-temannya. (baca: makan-makan dengan teman, karaokean dengan teman, liburan ke luar kota juga dengan teman).
Lalu ketika kesulitan datang, ketika tiba-tiba teman-teman yang banyak itu mulai menghilang, bahkan ada yang mulai tidak mengakui bahwa statusnya adalah teman, ibulah yang akan mendekat, merangkul, mendukung, seakan-akan berkata. “Apapun yang terjadi padamu, apapun kesalahanmu, ibu memaafkanmu. Ibu tetap mencintaimu, ibu tetap disampingmu. “

Seorang ibu akan tetap mencintai anaknya, sebesar apapun kesalahan si anak, bahkan jika seluruh dunia pergi menjauh. Cinta ibu tak bersyarat. Seperti  lagu yang sering kita nyanyikan saat masih kecil dulu.

Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menghiasi dunia…

Jadi buat teman-teman yang masih muda, yang jiwanya masih bergelora, gue hanya ingin sedikit berbagi, tanpa maksud menggurui.
Sebelum kita melakukan sesuatu yang menyerempet bahaya atas nama pergaulan, mari ingat ibu dan keluarga.

Jangan berfikir, “Kalau mama tau gimana ya? Mampus deh kalau mama sampai tau”

Tapi fikirkan.

“Kalau gue melakukan kesalahan, sanggupkah gue ngeliat mama menangis?
Sanggupkah gue menyaksikan masa tua mama yang seharusnya tenang, menjadi rusak karena gue
Sanggupkah ngeliat kakak dan adik gue menanggung akibat perbuatan gue?
Sanggupkah gue melihat papa kehilangan kebanggaan?”

Kalau jawabannya kamu nggak sanggup, maka mulai sekarang kawan,  janganlah menyusahkan ibu……

(postingan ini adalah wujud cintaku kepada mamak. Semoga tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin)

No comments:

Post a Comment